Dalam rangka mendukung Upaya Khusus Pajale Babe yang digalakkan pemerintah Jokowi, berbagai usaha dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dalam hal ini Tidak terlepas dengan tanaman padi yang merupakan komoditas Utama. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usaha tani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian pedesaan. Sejak awal tahun 2007 pemerintah telah bertekad untuk meningkatkan produksi beras 2 juta ton dan selanjutnya meningkat 5% per tahun hingga tahun 2009. Untuk mencapai target atau sasaran tersebut maka diluncurkan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dengan mengimplementasikan 4 (empat) strategi yaitu:
- Peningkatan produktivitas,
- Perluasan areal,
- Pengamanan produksi,
- Kelembagaan dan pembiayaan serta peningkatan koordinasi (Badan Litbang Pertanian, 2007a; Purwanto, 2008).
Menurut Sembiring (2008) keberhasilan peningkatan produksi padi lebih banyak disumbangkan oleh peningkatan produktivitas dibandingkan dengan peningkatan luas panen. Pada periode 1971–2006 peningkatan produktivitas memberikan konstribusi sekitar 56,1%, sedangkan peningkatan luas panen dan interaksi keduanya memberikan kontribusi masing-masing 26,3% dan 17,5% terhadap peningkatan produksi padi.
Dalam upaya pencapaian target program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian melalui Badan Pengembangan dan Penelitian telah banyak mengeluarkan rekomendasi untuk diaplikasikan oleh petani. Salah satu rekomendasi adalah penerapan sistem tanam yang benar dan baik melalui pengaturan jarak tanam yang dikenal dengan sistem tanam jajar legowo. Namun ada bebarapa hal yang menjadi tantangan, antara lain yaitu masih banyak petani yang belum mau melaksanakan sesuai anjuran. Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan pemeliharaan selanjutnya.
PENGERTIAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO
Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi.
Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang
berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah sebagai berikut :
- Menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro.
- Dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong/lorong.
- Mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus. Pada lahan yang relatif terbuka hama tikus kurang suka tinggal di dalamnya dan dengan lahan yang relatif terbuka kelembaban juga akan menjadi lebih rendah sehingga perkembangan penyakit dapat ditekan.
- Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan.
- Dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Semakin banyak intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman maka
proses metabolisme terutama fotosintesis tanaman yang terjadi di daun akan semakin tinggi sehingga akan didapatkan kualitas tanaman yang baik ditinjau dari segi pertumbuhan dan hasil.
Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak.
Legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun maupun antar barisan, sehingga terjadi pemadatan rumpun padi di dalam barisan dan memperlebar jarak antar barisan. Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan pinggir dari pertanaman. Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Permana (1995) melaporkan bahwa rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5 – 2 kali lipat lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian dalam.
Paket budidaya tanaman padi sawah sistem jajar legowo merupakan paket teknologi yang dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras dalam upaya khusus pemerintah untuk swasembada pangan.
Sistem jajar legowo ini memilki pola tanam monokultur dengan populasi tananam 37.000/Ha. Penyemaian benih pada sistem legowo ini dengan cara benih disebar pada bedengan-bedengan yang terisolasi di luar areal penanaman Bibit dipindahkan ke lahan pada umur tidak lebih dari 15 hari
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
- Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan.
- Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
- Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Contoh gambar sistem tanam jajar legowo 2:1 dan 4:1
Seperti telah diuraikan di atas bahwa prinsip dari sistem
tanam jajar legowo adalah meningkatkan jumlah populasi tanaman dengan pengaturan jarak tanam. Adapun jumlah
peningkatan populasi tanaman dengan penerapan sistem tanam jajar legowo ini dapat kita ketahui dengan rumus : 100
% X 1 / (1 + jumlah legowo).
Dengan demikian untuk masing-masing tipe sistem tanam jajar
legowo dapat kita hitung penambahan/peningkatan populasinya sebagai berikut ;
·
Jajar legowo ( 2: 1) peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 2) = 30 %
·
Jajar legowo ( 3: 1) peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 3) = 25 %
·
Jajar legowo ( 4: 1) peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 4) = 20 %
·
Jajar legowo (5 : 1) peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 5) = 16,6 %
·
Jajar legowo (6 : 1) peningkatan
populasinya adalah 100 % X 1 (1 + 6) = 14,29 %
Adapun manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:
1. Menambah jumlah
tanaman padi seperti perhitungan diatas
2. Otomatis juga akan
meningkatkan produksi tanaman padi
3.
Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir
4. Mengurangi serangan penyakit
5.
Mengurangi tingkat serangan hama
6.
Mempermudah dalam perawatan baik
itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida
7.
Menghemat pupuk karena yang dipupuk
hanya bagian dalam baris tanaman
Kelebihan sistem jajar legowo dua Satu antara lain:
1.
Semua barisan rumpun tanaman berada
pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman
pinggir),
2. Pengendalian hama,
penyakit, dan gulma lebih mudah,
3.
Penyediaan ruang kosong untuk pengaturan
air, saluran pengumpul keong mas atau untuk mina padi, dan
4.
Penggunaan pupuk lebih berdaya guna
(suhendrata et al, 2004: badan
litbang pertanian, 2007a; suhendrata et
al, 2008).
Ada beberapa tipe sistem tanam jajar legowo:
1.
Jajar legowo 2:1. Setiap dua baris
diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Namun
jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak
tanam dalam barisan.
2.
Jajar legowo 3:1. Setiap tiga baris
tanaman padi diselingi satu barisan
kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan. Jarak tanam tanaman padi yang
dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah.
3.
Jajar legowo 4:1. Setiap tiga baris
tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam
barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak
tanam yang ditengah.
Berdasarkan hasil pengkajian menunjukkan bahwa tanam sistem
jajar legowo dua baris dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm dapat meningkatkan
produksi antara 560 – 1.550 kg/ha dibandingkan dengan taman sistem tegel dengan
jarak tanam 20 x
20
cm, dan R/C meningkat dari 1,16 menjadi 1,43 dengan peningkatan keuntungan
Rp1.352.000/ha (Widarto dan Yulianto, 2001).
Demikian sedikit yang bisa diuraikan tentang sistem tanam
jajar legowo semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Saran dan kritik sangat
diharapkan untuk memperbaiki dan mengembangkan tulisan ini sehingga didapatkan
daya manfaat yang lebih besar.
SUMBER TULISAN : http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/04-SISTEMTANAMJAJARLEGOWO21MENINGKATKAN%20.pdf
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman, S et al (2013)
Sistem Tanam Legowo Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian
Pertanian.
Badan Litbang Pertanian, 2007a . Pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi
sawah irigasi. Petunjuk Teknis Lapang. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
Cara Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Dengan
Sistem Tanam Jajar Legowo. Gerbang Pertanianhttp://www.gerbangpertanian.com/2011/02/ca ra
meningkatkan-produksi-tanaman padi.html (Diakses pada 12 Desember 2011).
Helmy S. 2016 Info Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) Padi Sawah, BPTP Aceh.
Permana S, 1995. Teknologi usahatani mina padi azolla dengan cara tabam
jajar legowo. Mimbar saresehan Sistem Usahatani Berbasis Padi di Jawa Tengah.
BPTP Ungaran.
Purwanto S., 2008. Implementasi kebijakan untuk pencapaian P2BN.
Prosiding seminar apresiasi hasil penelitian padi menunjang P2BN. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi.
Sembiring H, 2008. Kebijakan penelitian dan rangkuman hasil penelitian
BB Padi dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional. Prosiding seminar
apresiasi hasil penelitian padi menunjang P2BN. Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi Sukamandi.
Sembiring H. 2001. Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera
Utara. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Utara. 58 p.
Sembiring H. 2001. Komoditas Unggulan Pertanian Provinsi Sumatera
Utara. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian. Sumatera Utara. 58 p.
Widarto dan Yulianto, 2001. Teknologi tanam padi sistem jajar legowo
dua baris. Rekomendasi paket teknologi pertanian Propinsi Jawa Tengah. BPTP
Jawa Tengah.
0 komentar
Posting Komentar