Info Pertanian Online - Akhir-akhir ini kita sering dihadapkan oleh adanya munculnya penyakit blast yang menyerang tanaman padi sawah, zaman dahulu penyakit ini tidak begitu banyak meyerang tanaman padi sawah yang berada di lahan pengairan teknis, karena penyakit ini awalnya muncul pada areal tanaman padi sawah yang berpengairan kurang baik, pada lahan tadah hujan.
Seiring adanya anomaly iklim penyakit blast menjadi penyakit yang menyerang tanaman padi sawah baik pada daerah tadah hujan, maupun pada lahan berpengairan tehnis. Pada serangan berat penyakit ini dapat menyebabkan gagal panen atau hasil panennya sangat sedikit, kwalitas berasnya jelek, butir patah, menir sangat banyak.
Banyak petani yang kwalahan mengendalikan penyakit ini sehingga tindakan yang dilakukannya sering tidak tepat, dan kegiatan pengendaliannya sering membuahkan hasil yang tidak memuaskan, sehingga banyak petani yang hasil panennya sedikit dan gagal panen.
Penguasaan tehnis pengendalian ini patut harus dikuasai oleh seluruh petani yang melakukan budidaya tanaman padi.
Akibat penyakit blas
Penyakit blast dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan, gejala khas pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat- lebar ditengah dan meruncing dikedua ujungnya. Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cm berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya. Bila infeksi terjadi pada ruas batang dan leher malai ( neck blast), akan merubah leher malai yang terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan patah, mirip gejala beluk akibat serangan penggerek batang.
Cara mengendalikan penyakit blas
- Gunakan varietas tahan blast secara bergantian
- Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran
- Upayakan waktu tanam yang tepat, agar waktu awal pembungaan tidak banyak embun dan hujan terus- menerus
- Gunakan fungisida yang berbahan aktif metiltiofanat atau fostdifen dan kasugamisin
- Perlakuan benih
Sumber : https://wibowopenyuluh.blogspot.com/2017/12/antisipasi-penyakit-blast.html
0 komentar
Posting Komentar