Sabtu, 08 Januari 2022

Cara simpel fermentasi dedak untuk pakan ayam


Bekatul atau dedak halus sudah lama dipakai sebagai campuran pakan ternak seperti bungkil jagung dan kedelai. Selain harganya murah, Rp1.200 – Rp1.500/kg, kadar protein yang dikandung kulit bulir padi itu cukup tinggi mencapai 10 – 12%. ‘Pemakaian bekatul mencapai 20 – 30% dari total pakan,’ kata Sobri. Sayangnya, bekatul mudah tengik karena memiliki ikatan asam lemak tidak jenuh.

Kelemahan lain, bekatul mengandung asam fitat. Asam ini merupakan zat antinutrisi yang mampu berikatan dengan protein dan mineral seperti Ca, P, Fe, Zn, dan Mg. ‘Asam fitat sulit larut di air dan tahan panas. Sebab itu bekatul sulit dicerna,’ kata Sobri yang merangkap dosen peternakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur.

Enzim fitase

Asam fitat di bekatul memang dapat menghambat pertumbuhan. Terikatnya fosfor, misalnya, mengganggu pertumbuhan tulang dan kenaikan bobot tubuh ayam. Menurut Ir A rnold P Sinurat, MS. PhD, peneliti utama Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor, ayam perlu 0,4 – 0,5% fosfor di dalam pakan. Jumlah fosfor merosot karena terikat asam fitat. ‘Fosfor yang tersedia hanya 0,25%,’ kata Arnold. Sebab itu dibutuhkan enzim fitase untuk meningkatkan kadar fosfor.

Enzim fitase memecah asam fitat menjadi lebih sederhana. Pada hewan ruminansia, enzim fitase diproduksi oleh rumen. Berbeda dengan keluarga monogastrik alias lambung tunggal seperti keluarga unggas, enzim fitase yang dihasilkan sedikit.

Enzim fitase dapat diproduksi melalui fermentasi. Adalah Sujono yang menfermentasi bekatul sejak 2001. Sujono memakai kapang tempe Rhizophus oligosporus yang mudah diperoleh sebanyak 2%. Itu terbukti mampu memecah asam fitat menjadi asam lemak tak jenuh. Saat itu karbohidrat, lemak, dan protein terhidrolisis menjadi senyawa sederhana.

Dalam bekatul terfermentasi pun terdapat asam lemak tidak jenuh tunggal dan majemuk, antioksidan faktor 2, serta enzim superoksida dismutase. Selain itu vitamin B dan asam amino meningkat. Asam amino, misalnya, naik dari 7,36% menjadi 12,37% dan protein dari 12,09% menjadi 18,82%. Ujungnya proses metabolisme kian lancar dan pertumbuhan optimal.

Rendah kolesterol

Berdasarkan pengamatan Sujono porsi bekatul fermentasi sebagai campuran pakan dapat ditingkatkan sampai 40%. Ini menguntungkan peternak karena menghemat biaya pakan. Ongkos fermentasi bekatul Rp150 – Rp200/kg. ‘Ini masih lebih irit Rp200/kg dari total ransum,’ tutur Sobri. Nilai itu dihitung dari harga pakan yang terus meningkat: jagung Rp2.500 – Rp3.000/kg dan kedelai Rp5.600/kg.

Bekatul fermentasi memiliki keistimewaan lain, yakni menurunkan kolesterol daging dari 54,44 mg menjadi 29,59 mg. Begitu pula kolesterol telur, turun menjadi 196,49 mg/100 g bahan kering dari 252,07 mg/100 g bahan kering. Itu artinya, daging dan telur ayam broiler sehat dikonsumsi.

Tak hanya bekatul, bahan lain seperti solid heavy phase (SHP) dari limbah cair sawit, singkong, daun singkong, onggok, kelapa, ampas sagu, dan biji kopi, bisa difermentasi untuk campuran pakan. Itu dilakukan Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor. Pada 2007 balai itu memperkenalkan fermentasi SHP sebagai pengganti 25% jagung. Mikroba yang dipakai sangat adaptif, mudah berbiak, dan tidak menghasilkan racun.

Proses fermentasi menunjukkan terjadinya penurunan serat kasar, peningkatan protein, asam amino, dan energi metabolisme. Dengan memfermentasi bahan-bahan campuran pakan, seperti bekatul dan SHP, peternak memperoleh banyak keuntungan. (Lastioro Anmi Tambunan)

 

Parameter

Tanpa fermentasi

Fermentasi

Konsumsi pakan

64,42 g/ekor/hari

66,85 g/ekor/hari

Pertambahan bobot

629,52 g/ekor/hari

751,69 g/ekor/hari

Konversi pakan

8,25

7,24

Produksi telur

56,65%

67,18%

Kolesterol telur

252,07 mg/100 g bahan kering

196,49 mg/100 g bahan kering

Kekuningan telur

7,70

8,8

Haugh unit

79,85

85,22

Karkas

60,67%

62,50%

Kolesterol daging

54,44 mg

29,59 mg

Protein daging

20,71%

25,30%

* Hasil penelitian Prof Dr Sujono, MKes dari Universitas Muhammadiyah Malang

 

 

Dengan bekatul fermentasi bobot ayam umur 35 hari mencapai 2 kg

Prof Dr Sujono M Kes, fermentasikan bekatul jadi pakan bergizi tinggi

Cetak Bekatul Fermentasi

1. Siapkan bekatul alias dedak halus

2. Bekatul dicampur air sebanyak 20%

3. Dikukus hingga empuk

4. Setelah dingin dimasukkan dalam plastik

5. Saat itu juga diberi kapang Rhizophus oligosporus

6. Kantung plastik ditutup dan diperam selama 5 – 7 hari

7. Fermentasi berhasil dicirikan aroma bekatul tidak tengik, melainkan tercium aroma tempe. Selain itu warna berubah menjadi cokelat muda

8. Bekatul fermentasi siap dicampur ke pakan.***

0 komentar

Posting Komentar